KARIMUN, kabarkarimun.com – Perkumpulan Perkasa Alam bakal menggelar Bengkel Destar, Tanjak, dan Tengkuluk warisan Melayu, 27 Oktober 2022 di Gedung Nasional Tanjungbalai Karimun.
Terselenggaranya Bengkel Destar, Tanjak, dan Tengkuluk tersebut, diyakini Kabupaten Karimun bakal menjadi pusat rujukan seni tradisional Melayu se-indonesia.
Mengingat, di kegiatan yang berlangsung hingga 29 Oktober itu, diikuti banyak budayawan, pengrajin, dan tokoh adat istiadat se-Indonesia.
“Menjadi rujukan seni tradisional Melayu, itu harapan kami. Saat ini terutama dalam bidang hiasan kepala khas Melayu serta tenun songket khas Melayu Kab.Karimun, salah satu perwujudannya dengan menggelar majelis Bengkel Destar, Tanjak dan Tengkuluk,” ujar Pengurus Perkasa Alam Abu Abdillah Fahmi, Selasa (18/10/2022).
Selama kegiatan berlangsung, peserta akan diberikan pengetahuan seputar Tanjak, Tengkuluk, Getam, Semutar, dan semua yang berkaitan dengan hiasan di kepala khas orang-orang Melayu.
“Dalam hal ini yang warisan bukan yang kreasi baru. Jadi meliputi adab, dan cara melipat tanjak yang sebenarnya,” tambahnya.
Selain memberikan pengetahuan, dan tata cara melipat tanjak kepada peserta baru yang difasilitasi oleh Pemkab Karimun, dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan kegiatan ulang kaji, dan adat julang bagi anggota Perkumpulan Perkasa Alam.
“Kegiatannya ini masuk dalam rangkaian peringatan HUT ke-23 Kab.Karimun. Untuk perkumpulan, kami juga melaksanakan kegiatan ulang kaji, dan adat julang, dimana adat julang dan ulang kaji ini untuk para anggota yang akan naik tahap sehingga bisa menjadi wasilahnya sang guru,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapatkan support oleh beberapa kesultanan di Nusantara. Diantaranya, Kesultanan Serdang yang mengirimkan delegasinya ke Karimun, Kesultanan Asahan, dan Kedatukan Songgal Medan.
Kegiatan tersebut juga akan diikuti oleh peserta yang berasal dari Riau daratan, Kalimantan Barat, Sulawesi, dan negara tetangga Malaysia, Singapura serta Thailand.
“Kegiatan ini juga dihadiri oleh Doktor Johan dari Akademi Seni Tradisional Alam Melayu, Profesor Doktor Norwani Ahli Tekstil Tradisional Melayu serta para pengkaji dari Universitas Teknologi Malaysia UTM, dan Universitas Malaya Malaysia untuk mengambil maklumat dan kajian-kajian alam Melayu di Karimun. Salah satunya Songket Tenun di Prayun,” tuturnya.
Sementara Ketua LAM Kab.Karimun Muhammad Firmansyah turut memberikan apresiasi serta dukungan terhadap Perkumpulan Perkasa Alam yang melaksanakan kegiatan pelestarian budaya serta adat istiadat Melayu ini.
“Mereka (Perkasa Alam, red) telah mampu mengubah mindset atau pemikiran orang luar sehingga menjadikan Kab.Karimun sebagai salah satu daerah rujukan dalam mengkaji seni tradisional Melayu. Terutama dalam bidang Destar, Tanjak, Tengkuluk serta kain Songket,” ucapnya.
Dengan Kab.Karimun menjadi pusat rujukan seni tradisional alam Melayu, hal ini juga otomatis akan meningkatkan kunjungan wisatawan dalam rangka mengkaji, dan belajar seni tradisional di sini.
“Kita berharap, dengan digelarnya Majelis Bengkel Destar, Tanjak dan Tengkuluk ini, ke depannya akan banyak kunjungan dari wisatawan baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk belajar kebudayaan serta adat istiadat Melayu,” tutupnya. (nku)